Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Hampir Setahun Berjalan, Satgas Sektor 21 Pantau Terus Limbah Industri

Selasa, 06 November 2018 | 15:12 WIB Last Updated 2018-11-06T08:12:55Z
FAKTABANDUNGRAYA.COM, CIMAHI - Memasuki 10 bulan program Citarum Harum berjalan, Satgas Citarum terus berupaya mengembalikan ekosistem sungai Citarum dari berbagai pencemarannya. Seperti halnya yang dilakukan Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat dalam menanggulangi pencemaran limbah industri di wilayah Kota Cimahi. Pabrik yang di sidak oleh Satgas Sektor 21 diantaranya, PT Trigunawan, PT Oriental Embriordery, dan PT Sama Indah.

Pada sidak pertama di PT Trigunawan, kedatangan Dansektor 21 bersama anggotanya untuk memastikan bahwa hasil pengolahan limbah di perusahaan tekstil pencelupan ini sudah sesuai dengan parameter yang selama ini diterapkan oleh Satgas Sektor 21, yakni jernih dan terdapat ikan yang hidup, demi mengembalikan kelestarian ekosistem sungai Citarum.

"Pabrik ini sudah hampir sebulan lubang pembuangan limbahnya dilokalisir karena mengeluarkan limbah yang kotor, untuk itu saat ini kita lihat apakah sudah ada perbaikan dan limbahnya sudah sesuai," ulas Kolonel Yusep Sudrajat, Senin (5/11).

"Setelah kita lihat bersama, limbah yang keluar sudah jernih. Untuk itu tugas satgas selanjutnya adalah mengijinkan untuk dibuka kembali coran penutup pada lubang, agar pabrik bisa beroperasi kembali," tegasnya.

Dengan adanya keputusan tersebut, Andrew selaku pimpinan perusahaan PT Trigunawan mengaku telah melakukan banyak evaluasi dan peningkatan di sistem IPAL nya, dan kedepan agar tidak terjadi lagi kesalahan dalam operasional, pihaknya akan meningkatkan pola kerja karyawannya yang bertanggung jawab terhadap sistem pengolahan dan pengawasan IPAL.

"Selama lubang pembuangan ditutup oleh satgas, kami telah melakukan perbaikan dan evaluasi, dan saya juga sudah menginstruksikan peningkatan pengawasan oleh operator IPAL," jelasnya.

Usai melakukan sidak di PT Trigunawan, Dansektor 21 bergeser ke pabrik tekstil PT Oriental Embriordery. Pabrik ini adalah kunjungan pertama yang dilakukan Kolonel Yusep. Karena selama ini Dansektor 21 belum pernah mendapatkan laporan temuan anggotanya dan laporan dari masyarakat. "Untuk itu saya hanya ingin memastikan apakah pabrik ini benar-benar mengolah dan menghasilkan limbah cairnya sudah sesuai," ungkap Kolonel Yusep.

Setelah mengecek langsung hasil pengolahan limbah pabrik tersebut, Dansektor 21 menyebut jika limbah hasil pengolahannya masih harus dimaksimalkan, "hasil ini masih bisa ditingkatkan lagi, oleh karena itu kami meminta dan memberi waktu kepada pihak pabrik agar meningkatkan lagi limbah hasil pengolahannya selama 7 hari," ucap Dansektor 21.

Melanjutkan sidak di pabrik berikutnya, kali ini Dansektor 21 beserta anggotanya melakukan kunjungan ke pabrik PT Sama Jaya, Jalan Baros, Cimahi. Berbeda dengan dua pabrik sebelumnya, pabrik ini adalah produsen Ragi roti yang berbahan dasar fermentasi tetes tebu. Itu artinya limbah cair yang dihasilkan pun jenis limbah organik.

Ditemui di lokasi IPAL, Arya selaku Manajer Pabrik mengatakan bahwa pabrik ini sudah memiliki IPAL dan menhasilkan limbah yang sudah aman bagi lingkungan, bahkan pihaknya mengklaim jika limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk cair.

"Pabrik ini memproduksi ragi roti dengan bahan dasar tetes tebu, jadi limbah yang dihasilkan jenis limbah organik. Kami sudah mengolah limbah secara biologi dan fisika," ujar Arya.

Saat melihat secara langsung di lokasi IPAL pabrik, Dansektor 21 temukan limbah yang dibuang memang sudah sesuai parameter, yakni jernih dan ada ikan yang hidup. Namun, menindaklanjuti laporan masyarakat terkait bau menyengat dari pabrik tersebut, Dansektor 21 berharap kepada pihak perusahaan dapat meminimalisir bau menyengat yang dirasakan warga.
×
Berita Terbaru Update