KARAWANG,
Faktabandungraya.com,--- Sejak bulan September hingga kini, hampir seluruh
wilayah provinsi Jawa Barat sudah turun hujan, bahkan tingkat intensitas hujan ringan-sedang
dan tinggi, yang terjadi hampir setiap hari.
Untuk, pemerintah daerah dan masyarakat Jabar harus meningkatkan
kewaspadaan dan antisipasi bencana banjir dan tanah longsor.Evakuasi Warga saat banjir Karawang, awal tahun 2020 lalu (foto;istimewah)
Anggota DPRD Jabar, Hj.Iis Turniasih
dari Fraksi PDI Perjuangan mengatakan, berapa daerah di provinsi Jawa Barat
termasuk rawan bencana alam, baik berupa banjir, tanah longsor dan gempa bumi.
Sekang sudah masuk bulan oktober
yang berarti sudah masuk musim penghujan. Bahkan, dalam beberapa hari ini hujan
sudah terjadi setiap hari, untuk itu, kita perlu meningkatkan kewaspadaan dan
mengantisipasi akan terjadinya bencana
banjir dan tanah longor.
Kabupaten Purwakarta dan Karawang
pada awal tahun 2020 lalu, pernah dilanda banjir, ada ratusan rumah, sekolah
dan perkantoran, termasuk ribuan hektar sawah terendam banjir. Bahkan, tidak sedikat
infrastruktur jalan dan jaringan irigasi persawahan rusak parah.
Untuk itu, dimusim hujan di akhir
tahun ini, harus benar-benar diantisipasi dan tingkatkan kewaspadaan, agar
peristiwa banjir bandang di Purwakarta dan Karawang tidak terualang kembali, kata anggota Komisi
IV DPRD Hj Iis Turniasih dari daerah pemilahan Jabar 10 (kab
Purwakarta-Karawang) saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (19/10-2020).
Dikatakan, ada beberapa sebab
terjadinya banjir bandang di Kawarang dan Purwakrta kala itu, diantaranya,
meluapnya sungai Sungai Cilamaya dan
Sungai Kecepet yang ada di Karawang. Dan meluapnya Sungai Cimunjul yang ada di
Purwakarta.
Disamping meluapnya sungai sungai,
tentunya tidak terlepas dari kerusakan lingkungan disekitar Gunung Sanggabuana
yang semakin gundul . Sehingga bila hujan turun cukup lebat, air hujan tidak
terserap kedalam tanah karena pohon –pohon dikaki gunung sudah gundul.Evakuasi Warga saat banjir Karawang , awal tahun 2020 lalu (foto;istimewah)
Selain itu, tentunya tidak
terlapas dari ulah masyarakat yang membuang sampah sembarangan sehingga aliran
air tersumbat. Ditambah lagi, banyaknya bangunan liar berdiri di bantaran
sungai, ujarnya.
Menurut Iis Turniasih, banyak
cara dalam mengantisipasi bencana alam
longsor dan banjir bandang di Kabupaten Purwakarta dan Karawang, diantaranya dengan
cara penanaman pohon, penghijauan di sejumlah resapan air serta mencegah
terjadinya pengrusakan hutan.
Selain itu, diperlukan juga
memberikan edukasi kepada masyarakat, agar tidak terus-terusan merusak lingkungan
dan hutan. Membersihkan saluran pembuangan air dari sumbatan sampah-sampah.
Serta melakukan pengerukan sedimentasi sungai dan membebaskan rumah-rumah/
bangunan yang berdiri di disepanjang bantaran sungai, ujarnya.
Lebih lanjut politisi PDIP Jabar
ini mengatakan, sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Kab.Purkawarta dan Karawang,
tentunya, akan meminta pemerintah Kab.Purwarta dan Karawang serta Pemerintah
Provinsi Jabar untuk melakukan kajian kembali terkait izin tambang galian C
yang ada di Kabupaten karawang dan Purwakarta. Karena dampak galian C sudah
jelas merusak lingkungan dan menjadi penyebab banjir.
Rusaknya lingkungan dan gundulnya
gunung-gunung jelas-jelas akan menjadi ancaman yang sewaktu-waktu dapat terjadi
bencana alam tanah longsong dan banjir bandang bila terjadi hujan dengan
intensitas tinggi, tandsasnya.
Untuk diketahui bahwa berdasarkan
informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bahwa
wilayah Jabar samapi bulan Februari 2021 akan banyak turun hujan dengan
intensitas sedang hingga lebat/tinggi.
Untuk itu, kita minta agar Pemkab
Purwakarta dan Karawang agar mengingatkan warga untuk meningkatkan kewaspadaan
dan antisipasi bencana banjir dan tanah longsor. apalagi dengan intensitas
tinggi yang disertai angina kencang. (adikarya/husein).