Pembangunan Rumah Deret Tamansari-Bandung, sudah berdiri kerangka Beton, (foto:humas) |
Seperti diketahui, dari 197
Kepala Keluarga (KK) warga RW 11 Tamansari 98 persen masyarakat sudah setuju
dengan program rumah deret. 189 KK telah menuntaskan proses administrasi dan 7
KK lainnya masih dalam proses.
“Ini adalah merupakan murni
partisipasi kami sebagai warga RW 11 dengan harapan kegiatan itu setidaknya
bisa menjadi suatu harapan mempercepat proyek pembangunan rumah deret
Tamansari,” ucap Yoyo Suharyo, salah seorang warga RW 11 Tamansari.
Yoyo menuturkan, warga RW 11
Tamansari turun untuk bergotong royong membersihkan puing-puing di sekitar area
pembangunan rumah deret. Utamanya di lokasi bekas rumah warga yang sudah ikut
program rumah deret.
Selain pembersihan puing-puing,
Yoyo bersama warga RW 11 Tamansari lainnya juga melakukan pemagaran agar
pengerjaan bisa terfokus di area bekas lahan warga yang ikut program rumah
deret. Sehingga pengerjaan diharapkan berjalan optimal agar bisa segera tuntas.
“Kami membersihkan semua berangkal yang sekiranya bisa menghalangi proses pematangan lahan. Kemudian kita pemasangan pagar supaya pengerjaan berjalan total, lahan yang notabene warganya sudah menempuh proses administrasi tapi dikuasi dipasang bendera-bendera, kita tidak menyentuh lahan mereka yang belum mengurus administrasi,” bebernya.
Hanya saja, sambung Yoyo, kegiatan
warga RW 11 Tamansari ini harus terhenti karena terus diprovokasi oleh
sekelompok orang. Walaupun pada mulanya, dia mengakui provokasi verbal dan
sikap yang ditunjukan tak digubris.
“Namun pada saat melakukan
kegiatan kerja bakti awalnya mendapat perlakuan provokasi dalam bentuk ucapan
kasar ataupun tidak senonoh dan sikap yang sifatnya memicu bentrokan. Namun
kami mencoba terus melakukan persuasif pendekatan baik baik sambil kegiatan
kerja bakti,” ujarnya.
Yoyo mengungkapkan warga RW 11
Tamansari pun mencoba untuk menetralisir suasana dengan mengarahkan agar selain
warga RW 11 diharapkan tidak berada di sekitar lokasi. Kala itu, warga RT 5 RW
11 Tamansari, Agus Gunawan mencoba untuk menanyakan sejumlah orang yang
disinyalir bukan warga RW 11 Tamansari.
Manakala Agus menanyakan pada
seseorang, lanjut Yoyo, orang tersebut mengklaim sebagai sosok petugas yang
berada di lokasi bekas lahan warga yang belum ikut program rumah deret. Jawaban
tegas orang tersebut diikuti oleh tendangan yang tepat mengenai kelamin Agus.
“Dan salah seorang yang bukan
warga RW 11 pada saat ditanya baik baik bahwa yang bukan warga RW 11 untuk
diarahkan di luar, kemudian sepontan dia menjawab bahwa dia petugas di situ dan
menendang ke arah kemaluan dari depan, jadi itu awalnya,” terangnya.
Yoyo memaparkan bahwa kejadian
tersebutlah yang lantas memancing reaksi dari warga RW 11 Tamansari. Tak
terkecuali para ibu-ibu yang bergabung dalam pembersihan puing-puing dan
pemasangan pagar.
Aksi saling dorong pun diakui Yoyo sudah tak bisa terhindarkan lagi. Walhasil mengakibatkan salah seorang perempuan yang belakangan diketahui bernama Devi terjatuh dan mengalami luka di bagian kepala.
“Di situ kemudian ada insiden,
dan dipelintir ada warga yang menjambak saudari Devi kemudian dibenturkan ke
tembok, padahal waktu dorong mendorong saudari Devi terjerembap jatuh ke
belakang sehingga kemungkinan kepadalanya terbentur,” dia menjelaskan.
Yoyo juga menyesalkan dalam
sejumlah tulisan di pelbagai media menyebutkan warga RW 11 Tamansari membekali
dirinya dengan senjata tajam, kemudian menggerakan preman untuk dalam kegiatan
tersebut.
“Dalam kegiatan itu tidak ada
satupun warga yang membawa benda tajam, tidak ada yang bawa parang. Dalam
kegiatan itu pun kami tidak ada bawa preman,
yang memasang pagar itu merupakan bagian dari warga yang diperbantukan jadi
security proyek pembangunan. Itu bukan preman, itu orang yang dipekerjakan jadi
sekurity proyek pembangunan dan itu juga warga RW 11,” tandasnya. (hms/red)