![]() |
Anggota DPRD Jabar,Diah Fitri Maryani SE, MM dari FPDIP (foto:ist) |
Menurut Anggota DPRD Jabar Diah Fitri Maryani SE, MM dari Frkasi PDIP
memaknai, Hari Raya Idul Adha, atau yang sering dikenal sebagai Hari Raya
Kurban, bukan sekadar perayaan ritual penyembelihan hewan. Lebih dari itu, ia
merupakan simbol keikhlasan, ketundukan, dan pengorbanan yang diwariskan oleh
Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail.
Diah Fitri juga mengatakan, bahwa Sejarah
mencatat kisah mengharukan bagaimana Nabi Ibrahim diuji oleh Allah untuk
menyembelih anaknya sendiri, Ismail. Sebuah ujian luar biasa yang menggambarkan
betapa kuatnya keimanan seorang hamba kepada Tuhannya.
Dalam ketundukan tanpa syarat, Ibrahim
dan Ismail menunjukkan bahwa keimanan sejati terletak pada keikhlasan menerima
kehendak Tuhan, bahkan dalam bentuk yang paling berat sekalipun.
Kisah ini tak lekang oleh waktu. Ia
menjadi cermin yang terus memantulkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan kita
sehari-hari. Bahwa hidup bukan hanya tentang menerima, tetapi juga memberi.
Bukan sekadar tentang hak, tetapi juga kewajiban terhadap sesame, kata Diah
Fitri yang juga anggota DPRD Jabar ini.
Diah menambahkan, di masa kini,
semangat Idul Adha bisa kita wujudkan dalam bentuk yang lebih nyata—dalam
solidaritas sosial, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama.
Pembagian daging kurban kepada yang
membutuhkan bukan hanya memenuhi aspek syariat, tetapi juga mempererat tali
persaudaraan di tengah masyarakat. Ia menghapus sekat-sekat sosial dan
menghadirkan rasa kesetaraan serta kepedulian.
Tidak kalah penting, nilai pengorbanan
yang dicontohkan Nabi Ibrahim juga mengajarkan kita tentang pentingnya
mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Di tengah arus
individualisme yang kian deras, Idul Adha hadir sebagai pengingat akan
pentingnya hidup berdampingan dan saling menopang.
Lebih lanjut anggota DPRD Jabar dari
Dapil Jabar XII (Kab/kota Cirebon-Kab Indramayu) ini mengatakan, Momentum Idul
Adha seharusnya tidak berhenti pada ritual tahunan semata. Tetapi harus dapat
dipraktekkan ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam keputusan-keputusan kecil hingga
besar, dalam sikap terhadap tetangga, dan dalam kebijakan yang menyentuh
kehidupan banyak orang.
Idul Adha adalah panggilan untuk
menjadi pribadi yang lebih ikhlas, lebih peduli, dan lebih bertanggung jawab.
Sebuah momen refleksi, bahwa setiap dari kita adalah bagian dari sebuah tatanan
sosial yang membutuhkan kontribusi, bukan hanya konsumsi.
Akhirnya, mari jadikan Idul Adha bukan
hanya sebagai hari libur keagamaan, melainkan sebagai hari untuk membangkitkan
kembali nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang mungkin mulai meredup.
Karena sesungguhnya, hakikat kurban adalah pengorbanan yang dilandasi
cinta—kepada Tuhan, dan kepada sesama manusia, tandasnya. (AdiP/sein).