![]() |
Ketua Fraksi PAN DPRD Jabar H.M.Hasbullah Rahmad, S.Pd, M.Hum (foto : dok.ahw). |
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) Jabar, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jabar tahun 2024 tembus di
angka 6,75 persen, tertinggi dibandingkan nasional 4,91 persen. Tingginya TPT
itu, didominasi lulusan SMK sebesar 12,74 persen yang tidak terserap sebagai
tenaga kerja.
Menurut Hasbullah Rahmad yang juga
Ketua Fraksi PAN DPRD Jabar, ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya
pengangguran di kalangan lulusan SMK di Jawa Barat antara lain:
Tidak adanya kesesuaian / matching antara
lulusan SMK dengan kebutuhan industry, sehingga walaupun di Jabar banyak industry
yang membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan spesifik. Ternyata banyak SMK
di Jabar baik Negeri maupun swasta belum memiliki jurusan atau keahlian yang
dibutuhkan industry.
Selain itu, masih sangat kurangnya pelatihan
kerja yang relevan. Karena system Pendidikan di SMK yang ada saat ini mungkin belum sepenuhnya
mampu memberikan pelatihan yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan
kebutuhan industri terkini.
Bahkan yang tidak kalah pentingnya, yaitu
terjadinya persaingan yang ketat, hal ini karena jumlah lulusan SMK yang terus
meningkat setiap tahunnya. Sehingga menyebabkan persaingan yang lebih ketat dalam
mencari pekerjaan, jelas anggota Legislatif Jabar dari Dapil Jabar saat ditemui
di ruang Frkasi PAN DPRD Jabar, baru-baru ini.
Lebih lanjut Bang Has sapaan akrab
HAsbullah Rahmad mengatakan, pada tahun 2024 lalu investasi masuk ke Jabar
sekitar 210 triliun. Idealnya, semakin besar uang yang masuk atau investasi ke Jabar berbanding lurus dengan tingkat
penyerapan tenaga kerjanya.
Kedepan, Bang Has mendorong agar
jurusan di SMK disesuaikan dengan kebutuhan industri agar lulusan SMK dapat
terserap sebagai tenaga kerja.
"Sudah seharusnya pemerintah (SMKN)
dan Yayasan (SMKS) membuat menambah jurusan SMK itu disesuaikan dengan
kebutuhan Industri. Jadi kalau saya
punya pabrik misalnya, saya bermitra dengan SMK Swasta dan Negeri, karena
Setiap tahun butuh karyawan," tandasnya. (Adip/sein).